Ihsanudin: Kok Bisa-bisanya Para Sporter Bebas Masuk ke Stadion dalam Kondisi Mabuk?
karawangbekasiekpres- Sampai Minggu sore jumlah korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, telah mencapai 182 orang meninggal dunia. Sungguh tragedi sepakbola tanah air yang sangat memilukan. Menanggapi tragedi itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat Ihsanudin M,Si turut berduka cita atas tragedi Stadion Kanjuruhan itu. " Ini peringatan keras buat kita semua, terutama PSSI agar terus berbenah secara sistemik dan belajar dari tragedi ini. Evaluasi total soal prosedur pengamanan dan pelaksanaan kompetisi sepak bola di Tanah Air harus terus dilakukan," ujar Ihsanudin yang juga Anggota DPRD Fraksi Partai Gerindra Jawa Barat ini. Pihaknya juga sangat menyesalkan terjadinya tragedi ini dan berharap ini insiden terakhir.. Ke depan tragedi ini tidak boleh terulang lagi. Baca Juga: Kanjuruhan, Jadi Tragedi Sepak Bola Paling Berdarah Korban Jiwa Tembus 174 Orang Baca Juga: Rusuh Aremania Membawa Banyak Korban, 127 Orang Meninggal, Termasuk 2 Polisi "Kami juga sangat prihatin, kok bisa-bisanya para sporter bebas masuk ke stadion dalam kondisi mabuk dan membawa minuman keras. Penyelenggara ini otaknya gak dipakai apa ya? ungkap Wakil Ketua DPD KNPI Jawa Barat ini. " Kita ini sama, sama-sama manusia, sebangsa dan se-tanah air. Terus jaga sportivitas, rasa kemanusiaan, dan persaudaraan sesama anak bangsa.," pungkasnya. Sudah 182 Orang Meninggal Sementara itu update data korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, kini telah mencapai 182 orang meninggal dunia, Minggu sore, 2, Oktober 2022. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, jumlah korban meninggal dunia akibat insiden di Stadion Kanjuruhan sebanyak 182 orang. Dari ratusan jumlah korban meninggal dunia akibat insiden di Stadion Kanjuruhan, juga terdapat 2 orang balita dan sejumlah anak-anak usia belasan tahun. Para korban tersebut belum termasuk yang mengalami luka berat dan ringan. Mereka menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Malang. Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta mengatakan, insiden itu diawali dari masuknya sejumlah penonton ke dalam lapangan Stadion Kanjuruhan. Baca Juga: Tragedi Kanyuruhan, Kapolri Turun Langsung, Nasib Kapolda Terancam Saat masuk lapangan itu, para penonton yang kecewa timnya kalah lantas mencari ofisial dan pemain. Mereka mempertanyakan, mengapa bisa takluk dari Persebaya di kandang sendiri. Aksi itu, kemudian memicu terjadinya kerusuhan. Irjen Nico dalam konferensi pers tadi malam menegaskan, penembakan gas air mata dilakukan untuk membubarkan massa. Sebab, saat itu sudah terjadi perusakan dan penyerangan kepada petugas. Namun, tembakan gas air mata membuat penonton lain panik dan berlarian keluar. “Itu (penembakan gas air mata, Red) dilakukan karena mereka mulai menyerang petugas dan merusak mobil,†ucap Nico. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan sejumlah instruksi terkait dengan tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur diungkapkan, Minggu, 2, Oktober 2022. Presiden menginstruksikan jajaran terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Diantaranya untuk memberikan pelayanan medis terbaik kepada para korban yang tengah dirawat. “Saya telah meminta Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khusus pelayanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit, agar mendapatkan pelayanan terbaik,“ ujar Presiden. Presiden juga memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut tuntas insiden tersebut. “Khusus kepada Kapolri, saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini,†tegasnya. Selain itu, Presiden juga meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Kapolri, dan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola, dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya. “Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1, sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan,†tegas Presiden. Presiden berharap kejadian di Stadion Kanjuruhan ini menjadi tragedi sepak bola terakhir di Indonesia. Ia juga berharap agar sportivitas, rasa kemanusiaan, dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus dijaga bersama. “Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini, dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di tanah air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang,†tandasnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: